Kylian Mbappe secara resmi melaporkan Paris Saint-Germain (PSG) ke pengadilan atas tuduhan pelecehan moral. Pemain berusia 25 tahun itu mengklaim bahwa mantan klubnya masih memiliki utang sebesar 55 juta euro dalam bentuk gaji yang belum dibayarkan. GOAL 123, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Selain masalah finansial, Mbappe juga merasa diperlakukan tidak adil oleh PSG ketika memutuskan tidak memperpanjang kontraknya pada 2023. Ia mengecam praktik lofting—istilah dalam sepak bola Prancis yang merujuk pada pengucilan pemain dari skuad utama tanpa alasan jelas.
Kantor Kejaksaan Paris telah mengonfirmasi laporan ini, menandai eskalasi konflik antara Mbappe dan PSG setelah hubungan mereka berakhir dengan ketegangan.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Awal Mula Perseteruan Mbappe dan PSG
Perselisihan ini berawal dari keputusan Kylian Mbappe pada Juni 2023 untuk tidak mengaktifkan opsi perpanjangan kontraknya hingga 2025. PSG yang khawatir kehilangannya secara gratis kemudian mengisolasi Mbappe, mengeluarkannya dari tur pramusim dan memaksanya berlatih terpisah dari tim utama.
Klub asal Paris itu bahkan semata-mata menawarkan Mbappe ke Al-Hilal dengan nilai transfer 300 juta euro, tetapi sang penyerang menolak. Meski akhirnya kembali ke skuad utama setelah negosiasi, perlakuan PSG meninggalkan luka mendalam bagi Mbappe.
Mbappe juga dikabarkan kecewa karena janji PSG untuk membangun tim kompetitif tidak terpenuhi, padahal ia sempat dijanjikan proyek ambisius saat memperpanjang kontrak pada 2022.
Baca Juga: Real Madrid Merekrut Franco Mastantuono dari River Plate
Dampak terhadap Reputasi PSG dan Reaksi Publik
Kasus ini berpotensi merusak reputasi PSG, terutama dalam hal manajemen pemain. Sejumlah fans PSG sebelumnya sudah memprotes Mbappe di pertandingan terakhirnya di Parc des Princes, tetapi kini sorotan beralih ke kebijakan keras klub terhadap bintang mereka sendiri.
PSG membela diri dengan menyatakan bahwa mereka hanya berusaha melindungi kepentingan klub setelah Mbappe menolak perpanjangan kontrak. Namun, tindakan seperti lofting dan tekanan transfer ke Arab Saudi dinilai tidak proporsional oleh banyak pengamat.
Mbappe, yang kini membela Real Madrid, tetap menjadi salah satu pemain paling berpengaruh di dunia. Gugatannya ini bisa menjadi preseden penting dalam hubungan antara klub dan pemain sepak bola profesional.
Proses Hukum dan Masa Depan Hubungan Kedua Pihak
Tim hukum Mbappe telah menyiapkan berkas gugatan sejak April 2024, menyusul perlakuan PSG yang mereka anggap sebagai pelecehan moral. Jika terbukti, PSG bisa terkena sanksi finansial atau bahkan reputasional.
PSG sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait gugatan ini, tetapi sebelumnya selalu bersikeras bahwa semua keputusan mereka didasarkan pada aturan kontrak. Sementara itu, Mbappe telah memulai babak baru di Real Madrid dengan meninggalkan warisan 256 gol untuk PSG.
Kasus ini mengingatkan dunia sepak bola akan kompleksitas hubungan antara bintang dan klub, terutama ketika kepentingan bisnis berbenturan dengan hak-hak pemain. Hasil gugatan ini akan sangat ditunggu sebagai tolok ukur perlindungan pemain di tingkat profesional. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik goal123.tv.